Negeri Dongeng : Ayam Jantan, Kucing, dan Sabit

#Turn On 97

Hai, hai, selamat siang semua, bagaimana kabar Kawan semua hari ini?, semoga senantiasa sehat dan energik selalu. Sudah hampir dua minggu saya tidak menggerakkan jari-jari ini untuk memencet tuts-tuts keyboard lagi, haha, jadi kangen rasanya. Okelah, mari menulis. Ada sebuah cerita dari beberapa cerita yang menurut saya bagus untuk dibaca.

Beberapa hari yang lalu, saya membaca sebuah cerita rakyat yang ditulis oleh James Reeves, siapakah dia? Kalau yang satu ini, Kawan bisa bertanya langsung sama Mbah Google, insyaallah akan banyak informasinya. Saya akan mencoba menulis ceritanya dengan bahasa saya sendiri, semoga bisa dipahami, hehe. Lanjutkan membaca “Negeri Dongeng : Ayam Jantan, Kucing, dan Sabit”

Perpustakaanku

#Turn On 96

Ruangan itu cukup besar, dibanding dengan ruangan lain di rumah ini. Selalu saja aku merasa nyaman ketika memasukinya. Bau yang khas itu selalu saja memanjakanku untuk selalu berlama-lama ketika memasuki ruangan ini. Beberapa rak serta lemari buku terlihat berjejer-jejer, rapi, walaupun sejatinya sudah semakin sesak oleh koleksi buku yang selalu bertambah, namun dengan bantuannya, yang selalu memberikan saran serta masukan, dan juga beberapa kolega serta informasi dari dunia maya, tempat ini selalu saja spesial buatku, buatnya juga.

Ruangan itu kuberi nama “Perpustakaanku”. Ruangannya memang cukup besar, namun bagi sebagian orang kolega ada yang bilang itu merupakan ruangan yang kecil, beberapa yang lain bilang itu merupakan ruangan yang sederhana, beberapa yang lain entah ada yang bilang apalagi, hehe. Aku hanya tersenyum saja ketika teman-temanku iseng bergurau tentang luas kecilnya ruangan itu. Hanya saja, satu hal yang sama dari pendapat mereka, mereka juga merasa nyaman ketika memasuki ruangan itu.

Buku-buku yang tersusun rapi. Lagi-lagi aku mempelajari teknik bagaimana menyusun buku yang baik dari banyak orang, juga darinya. Bagaimana rak-rak itu terlihat rapi, memunculkan kesan ruangan tetap terlihat luas serta sederhana. Bagaimana lemari-lemari itu, yang hanya beberapa buah, memberikan kesan menyenangkan, untuk melihatnya, serta mengambil beberapa buku yang ada di dalamnya. Bagaimana tempat duduk serta meja itu terlihat rapi, serta nyaman untuk ditempati, serta bisa memberikan kenyamanan ketika ada yang berlama-lama untuk membaca buku-buku yang sudah kukoleksi sedari dulu, semenjak aku masih sekolah, sampai hari ini, juga koleksi buku-bukunya, karena kami mempunyai kesamaan dalam membaca serta mengoleksi buku. Lanjutkan membaca “Perpustakaanku”

Angka-Angka Yang Melapangkan

#Turn On 95

Terkadang, hal-hal yang menjadi rutinitas, yang sekiranya dikerjakan berulang-ulang, boleh jadi akan membuat kita menjadi bosan. Menjadi penat. Salah satu resep terbaik yang pernah saya baca adalah membaca itu sendiri.

Banyak hal yang bisa kita peroleh, cerita, dongeng, berbagai petuah serta banyak hal yang bisa kita renungkan. Walaupun saya belum pandai menulis, setidaknya saya masih bisa membaca hal-hal yang menjadikan diri ini menjadi semangat lagi tatkala down melanda. Tatkala hati sedang dalam keadaan gak karuan. Bahasa sekarang bilang, “lagi Galo” Lanjutkan membaca “Angka-Angka Yang Melapangkan”

Kisah Penjual Tempe

#Turn On 92

Selamat siang kawan. Siang ini di kotaku terlihat awan-awan mendung bergerak pelan. Sehabis diguyur hujan semalaman. Suasana siang ini masih adem, atau beberapa orang mungkin merasakan dingin. Yang jelas, apapun yang terjadi di luar sana, entah hujan, sehabis hujan, terang, ataupun panas yang kadang terik, itu semua merupakan lukisan dari Yang Maha Menciptakan. Semoga rasa syukur selalu ada dalam hati kita.

Siang ini, saya ingin menulis cerita tentang seorang nenek penjual tempe. Cerita yang pernah saya dengarkan di radio ini, kiranya akan memberikan pemahaman yang baik tentang rasa syukur bagi kita. Lanjutkan membaca “Kisah Penjual Tempe”

Selamat Datang Lembar Baru

#Turn On 91

“Bahwa sesedih apapun hal yang telah terjadi, kehidupan harus berlanjut, .…”

Malam datang membungkus Kota ini. Malam kesekian semenjak kota ini diresmikan semenjak 184 tahun silam. Ah, kenapa saya tahu itu?. Barusan saya membacanya di sebuah baliho besar di tepi jalan. Dengan wajah-wajah petinggi di kota ini. Senyum merekah diantara mereka, yang terpampang disitu, terlihat oleh semua pengguna jalan. “Selamat malam warga-wargaku, kota ini sudah berusia 184 tahun, lihatlah, kota ini semakin ramai saja”, barangkali itu maksudnya dari senyum yang berbinar-binar di wajah yang hampir bulat itu Lanjutkan membaca “Selamat Datang Lembar Baru”

11-12-13, Ada Apa di Hari Ini?

#Turn On 90

Insomnia yang berguna. Malam-malam seperti ini, susananya sunyi, tenang, hanya beberapa yang mengeluarkan bunyi khas tidur, orang-orang sudah banyak yang terlelap karena seharian bekerja. karena saya baru pulang kerja beberapa jam lalu, tepatnya jam Sembilan, maka sampai pukul sekian biasanya belum tidur. Insyaallah sebentar lagi tidurnya.

Melanjutkan kebiasaan saya yang sudah-sudah, kalau lagi penat dan capek setelah bekerja, biasanya saya naik ke lantai tiga asrama, duduk sendiri, bersama baju dan celana yang dijemur oleh kawan-kawan. Beberapa masih basah, yang lain sudah agak kering, dan ada beberapa yang lain malah kadang terbang ditiup angin sampai ke genteng rumah tetangga. Jemuran itu, centang perenang disana sini, menghiasi atap asrama yang cukup luas menjadi seperti sebuah acara pesta, ramai sekali. Meriah. Karena yang lain sedang berada di kamarnya masing-masing, dengan kesibukannya masing-masing juga.

Ada yang main PS, teriak-teriak karena ada yang kebobolan gawangnya, ada yang menonton acara di TV dengan goyang-goyangan yang berjam-jam itu, ada juga yang berlatih tarik suara (kalau memang bisa disebut begitu) dengan sama-sama menyanyi dengan penyanyi yang sedang   digandrungi, karena beberapa waktu yang lalu baru selesai acara audisi. Dan saya sendiri, sedang menyaksikan bulan yang sudah separuh penuh, bulan tanggal tujuh (weleh-weleh, kayak romantis sendiri ceritanya), (Ya sah-sah saja, kan saya yang menulisnya, hehe). Lanjutkan membaca “11-12-13, Ada Apa di Hari Ini?”

Birunya Langit Malam ini

#Turn On 87

Sudah tanggal dua bulan dua belas, sebentar lagi akan segera tanggal tiga. Rasa-rasanya, waktu ini begitu cepat berlalu. Waktu yang diberikan sama olehNya ini, dalam sehari memiliki waktu dua puluh empat jam, tidak kurang, tidak lebih. Dari belahan bumi paling utara sampai paling selatan. Sama. Belum pernah ada berita bahwa belahan bumi utara memiliki waktu dua puluh lima jam sehari sedangkan belahan bumi bagian selatan memiliki waktu dua puluh tiga jam sehari. Belum pernah ada beritanya.

Setiap bulan berganti. Setiap itu pula masa perenungan tiba. Setiap tamu yang bernama akhir bulan berpamitan. Tamu bernama awal bulan pulan pun mengetuk pintu kehidupan kita. Dengan segala kerendahan hati ia masuk dan bertamu dalam antrian yang sudah ditetapkan. Awal bulan. memang selalu datang. Tepat waktu. Tak pernah terlambat. Tak pernah ingkar janji. Lanjutkan membaca “Birunya Langit Malam ini”

Tontonan yang Baik

#Turn On 86

Pernah dalam suatu acara kajian kelimuan yang saya ikuti beberapa tahun lalu membahas tentang salah satu jenis kebiasaan yang sangat memengaruhi kita. Yaitu kegiatan menonton. Menonton, jika disebutkan kata ini rata-rata yang ada dalam pikiran kita adalah menonton acara di televisi. Baiklah, kita mulai dari sini saja.

Adalah suatu hal yang jarang disadari betapa besarnya pengaruh setiap hal yang kita lihat, setiap hal yang kita saksikan, akan sangat memengaruhi pola pikir kita. Lanjutkan membaca “Tontonan yang Baik”

Hati yang Cukup

#Turn On 85

Sebuah keadaan yang terus berulang, setiap hari, dan tentu saja sebagian dari kita tentu ada yang memperhatikan, ada juga yang kurang memperhatikan. Matahari terbit dari sebelah timur dan tenggelam di arah barat. Setiap hari, matahari ini memberikan pancaran sinarnya yang luar biasa. Kalau dihitung secara ekonomis, entah, manusia mana yang mampu menukar manfaat yang diberikan oleh sang Surya ini. Tidak ada. Hal ini telah dicukupkan kepada kita.

Rembulan yang amat indah di malam hari. Apalagi kalau pertengahan bulan. Purnama menghiasi langit, juga menghiasi hati setiap manusia yang memandangnya. Bulan mengalami perubahan dari terlihat sedikit di awal bulan, menjadi sabit, menjadi separuh lingkaran, dan kemudian menjadi bulat sempurna. Rembulan yang menjadi sahabat bagi mereka yang akan melaut dan melanglang buana. Menjadi pertanda pasang surutnya lautan yang luas. Hal ini juga telah dicukupkan kepada kita. Lanjutkan membaca “Hati yang Cukup”

Benci, Tapi?

#Turn On 84

Hari sabtu pagi yang adem, maklum, habis hujan deras shubuh tadi. Sekarang suasana di luar masih ke abu-abuan. Kalau suasana lagi seperti ini,memang tidur-tiduran serta bermalas-malasan di atas kasur kadang jadi enak sekali. Apalagi jauh dari rumah. Wah. Bisa menjadi-jadi.

Sesekali memang tidak apa-apa. Itupun saya sering kalah dengan rasa kantuk di pagi hari, apalagi kalau habis sarapan, haha. Namun, itupun ada pengecualian semisal habis jaga malam atau operasi semalaman, tidur jam segini akan menjadi hal yang penting. Kalau tidak tidur, wah, bisa kacau sekali nanti jadinya. Lanjutkan membaca “Benci, Tapi?”